Ada seorang anak kecil, namanya Eni. Anaknya gendut, lucu, yang liat pasti bikin gemes. Suka banget bergaya pake baju dress (baju anak2 tentunya), pake sepatu cewe banget, rambut dikucir 2, ih ngegemesin deh. Waktu itu ia berumur 3 tahunan. Karena lincah, ia memiliki banyak teman2 di dekat rumahnya. Ia suka bermain masak-masakan, main sepeda, petak umpet. Setiap minggu seneng banget ikut sekolah minggu. Seperti anak kecil lainnya, ia memiliki banyak keinginan walaupun ia tak pernah bisa mendapatkan semuanya. Setiap ia menginginkan sesuatu, ayahnya hanya berkata "iya, nanti papa beliin ini..itu..", perkataan ayahnya ia pegang sampai dia menunggu..menunggu dan menunggu dan sampai akhirnya ia melupakannya walaupun dengan hati yang masih kecewa dalam harap.
Ia suka mendengarkan cerita,suka bermain dengan teman-temannya. Sangat suka berpetualang. Ketika bermain, satu hal yang ada di pikirannya bahwa "Dunia ini milikku, aku bisa melakukan semuanya bersama teman-temanku". Karena orang tuanya sibuk, anak kecil yang imut itu tinggal bersama neneknya. Neneknya setiap minggu pasti mengajaknya pulang ke desa untuk menengok kebun dan sawah. Dia senang sekali mandi di sungai bersama saudara2 di desa beramai-ramai.
Semakin bertambah besar anak itu, semakin berwawasan. Anak itu senang sekali bermain, senang pergi ke rumah temannya untuk bermain ataupun mengerjakan tugas. Saat pulang ke rumah, dia langsung ganti baju, makan siang lalu pergi bermain dengan teman-teman di sekitar rumahnya. Seperti burung yang tak ada beban, dia bermain, belajar dan bersenang-senang dengan teman-temannya. Wajahnya yang polos tapi tegas, seolah-olah menantang dunia dengan apa yang ia miliki (walaupun ia tak memiliki apa2). Semakin besar, semakin keras kepalanya dia. Banyak hal yang ia ingin ketahui, banyak hal yang ia ingin coba, banyak hal yang ia impikan.
Tidak peduli apa kondisi orang tuanya, tak pernah dirisaukan olehnya. Ia tetap senang. Anak kecil gendut yang memiliki banyak hal di pikirannya walaupun tak bisa menggapai semua mimpi-mimpinya dengan pasti, dia tetap senang dan menikmatinya. Dengan bermimpi saja sudah membuatnya senang, apalagi bisa memperoleh kesempatan itu. Walau masa depan tak pasti, dia tetap menyimpan mimpi-mimpinya di dalam buku agendanya.
Komentar
Posting Komentar