Aku sebenarnya malas curhat, tapi aku suka nulis. Kata beberapa orang, kita harus belajar untuk mengekspresikan kemarahan kita dengan baik. Aku memilih untuk menulis. Dengan menulis, aku merasa energi negatifku tersalurkan lewat tulisan. Selain menulis, Terkadang aku keliling sendiri naik motor. Terkadang ke arena bermain, main pukul gendang. Terkadang berenang. makan Atau tidur sambil nangis.
Dulu aku suka memukul diriku sendiri jika aku emosi. Sekarang agak jarang, walaupun 1-2 kali suka mencubit diri sendiri. Itu gak boleh sebenarnya karena merusak diri sendiri. Seemosi apapun, aku gak sampe make sih. Tapi bisa punya kecenderungan gitu juga.
Aku merasa kalem kalo nulis. Andai kemampuan ini bisa berlaku dalam penulisan skripsi. IRONIS.. lagi setres gara2 skripsi, tp obat tenangnya adalah nulis. Iya, aku lagi setres ngerjain skripsi. SETRES sekali. Aku merasa tidak mampu tp sok-sok-an mampu. Aku gak dekat sama dosen. aku juga gak pintar bikin program. Aku merasa salah jurusan. Aku merasa hanya membuang2 waktu dan uang dan tenaga. Aku merasa bodoh dan menyalahkan diriku sendiri. Kalo kamu menyalahkanku, terlebih aku, rasanya tak bisa memaafkan kebodohanku.
Aku tidak tau persis apa masalahku, aku mandiri, aku tahan banting, aku cukup baik secara moral dan etika, tp aku sadari aku kesepian, kurang kasih sayang, tidak peka dan merasa tidak aman. Keluargaku baik-baik saja, papah mamah gak bercerai(gak tau kalo secara emosi, apakah mereka masih satu), uang bulanan lancar, hidupku nyaman. Tp aku jarang komunikasi sama ortu, aku juga tidak pernah mengobrol secara mendalam dengan mereka.
Sering aku melihat hidup seolah-olah aku sendiri yang merasakannya, semua orang seperti tidak nyata di mataku. Aku merasa cuma aku sendiri yang menyadari kebodohan2 di sekelilingku. Sepertinya jiwa atheis mengalir di darahku. Aku bingung dengan diriku, aku bingung dengan orang lain, aku bingung dengan semuanya.
Aku akui sekarang aku kacau. aku benci jatuh cinta, aku benci kasih sayang, aku benci... aku benci diriku, aku benci orang lain, aku benci semuanya.. kenapa semuanya harus ada, kenapa aku harus merasakan semuanya... KENAPA?? Panas.
Dulu aku suka memukul diriku sendiri jika aku emosi. Sekarang agak jarang, walaupun 1-2 kali suka mencubit diri sendiri. Itu gak boleh sebenarnya karena merusak diri sendiri. Seemosi apapun, aku gak sampe make sih. Tapi bisa punya kecenderungan gitu juga.
Aku merasa kalem kalo nulis. Andai kemampuan ini bisa berlaku dalam penulisan skripsi. IRONIS.. lagi setres gara2 skripsi, tp obat tenangnya adalah nulis. Iya, aku lagi setres ngerjain skripsi. SETRES sekali. Aku merasa tidak mampu tp sok-sok-an mampu. Aku gak dekat sama dosen. aku juga gak pintar bikin program. Aku merasa salah jurusan. Aku merasa hanya membuang2 waktu dan uang dan tenaga. Aku merasa bodoh dan menyalahkan diriku sendiri. Kalo kamu menyalahkanku, terlebih aku, rasanya tak bisa memaafkan kebodohanku.
Aku tidak tau persis apa masalahku, aku mandiri, aku tahan banting, aku cukup baik secara moral dan etika, tp aku sadari aku kesepian, kurang kasih sayang, tidak peka dan merasa tidak aman. Keluargaku baik-baik saja, papah mamah gak bercerai(gak tau kalo secara emosi, apakah mereka masih satu), uang bulanan lancar, hidupku nyaman. Tp aku jarang komunikasi sama ortu, aku juga tidak pernah mengobrol secara mendalam dengan mereka.
Sering aku melihat hidup seolah-olah aku sendiri yang merasakannya, semua orang seperti tidak nyata di mataku. Aku merasa cuma aku sendiri yang menyadari kebodohan2 di sekelilingku. Sepertinya jiwa atheis mengalir di darahku. Aku bingung dengan diriku, aku bingung dengan orang lain, aku bingung dengan semuanya.
Aku akui sekarang aku kacau. aku benci jatuh cinta, aku benci kasih sayang, aku benci... aku benci diriku, aku benci orang lain, aku benci semuanya.. kenapa semuanya harus ada, kenapa aku harus merasakan semuanya... KENAPA?? Panas.
Komentar
Posting Komentar