Langsung ke konten utama

Fresh Start Needed

Hari ini aku membuka laptopku dan mengetik beberapa tugas evaluasi. Setelah selesai mengerjakan evaluasi. Samar-samar aku teringat memori masa kecil yang menyenangkan, teman-teman. Aku mulai iseng untuk membuka FB (Facebook), sebuah media sosial yang cukup populer masa kini. Aku membukanya dengan harapan aku bisa mengetahui kabar teman-temanku. Sayangnya hanya beberapa yang masih kuingat nama mereka dengan. salah satu teman SDku dulu namanya DDNU, yang kucari-cari selama ini, aku ingat duu dia adalah primadona kelas, beruntung aku bisa berteman dengannya karna mamahku berteman dengan mamahnya. Akhirnya aku dapat FBnya dan ternyata dia ada dekat dengan kota aku tinggal, yaitu di Solo. Ya ampun, aku baru tau. Tapi tak usah ditambahkan lah ke friendku karena aku yakin dia juga gak akan ingat sama aku. Walaupun dahulu kami suka belajar dan bermain bersama, tapi kebersamaan kami hanya 3 tahun, karena aku harus pindah sekolah. Pasti dia sudah lupa, aku yakin.

Tiba-tiba aku tertegun, untuk apa aku menelusuri teman-temanku? aku tidak yakin apakah mereka juga akan mencariku. Sadar tidak sadar, aku adalah tipe orang yang cukup dipengaruhi oleh memori masa lalu. Aku bingung, kenapa orang lain bisa melanjutkan hidupnya dan masa depannya dengan baik sedangkan aku selalu terngiang-ngiang masa lalu. Aku masih ingat betul betapa senangnya masa kecil dulu, aku ingin mengulangnya kapan-kapan. Mmm tapi tak mungkin, rasanya sekarang bukan saat nya untuk mengingat masa lalu dan hidup dihinggapi bayang-bayangnya. Tapi sungguh aku lelah hidup dihinggapi bayang-bayang masa lalu, sepertinya banyak yang belum terselesaikan, tapi aku tidak tau apa itu. 

I NEED a FRESH START.. :)

Source : Google.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak Pernah Sama

 Hidup itu tidak pernah sama, miliaran orang di muka bumi ini memiliki jalan kehidupannya masing-masing. Memiliki pilihan masing-masing. Tidak pernah akan sama. Kenapa ya ketika melihat kehidupan orang lain, aku selalu merasa ingin merasakan menjadi seperti mereka. Setiap hari aku selalu bertanya di dalam kepala dan benakku, kenapa jalan hidupku seperti ini. Kenapa aku tidak bisa seperti orang-orang pada umumnya yang sepantaran usianya sepertiku. Di usiaku ini seharusnya aku sudah memiliki pekerjaan mapan, menikah, menyenangkan orang tua dan keluarga. Tetapi aku belum bisa. Terkadang aku merasa gagal, apa yang telah kulakukan selama ini? Kenapa jalan-jalan yang kupilih rasanya jauh dan lambat.  Kita seharusnya tidak membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, kita harus bersyukur untuk apapun yang kita miliki. Ya aku setuju, tetapi kenapa ya aku selalu saja tergoda untuk memimpikan kehidupan orang lain. Andai saja aku seperti dia, andai saja aku memilih jalan seperti di...

Free from Earning God's Love

Maybe we grew up being taught that God would love us more if we did something or we didn't do something. Such as, God will love us more if we do good to everybody. But the truth is God doesn't love us more if we re never been addicted to drugs, or if we've never slept around or never had an abortion, God doesn't love us more than the people who have done all those things.  He doesn't love us more because we give generously, or we are a great leader or we re a best employee or a gifted teacher, or we scored the most points. We re free from earning God's love. When we begin to understand his love and acceptance, it releases us from fearing what other people think.  Just come boldly to Him by His Grace as he said, Come to me, all you who are weary and burdened, and I will give you rest. Take my yoke on you and learn from me, because I am gentle and humble in heart, and you will find rest for your souls. For my yoke is easy to bear, and my load is not har...

Rintihan Notebook

3 nov 2011 , malam ini wadah ku bernaung beraroma apel, sejuk benar. Sesejuk hatiku setelah melewati hari yang sendu kemarin. Hari ini aku menyambangi tempat kongkowku di arena kampus. Tempat kumenimba ilmu sekaligus berebut nilai. Tetapi bukan untuk terjun ke kolam ilmu pada dosen. Aku berteduh di Kandang buku barang sebentar sambil menunggu waktu antri ke kolam ilmu. Belum genap waktuku di kos baruku tetapi aku sudah sedikit mengerti peraturan baku di sana. Segera aku berkemas menuju kandang buku. Sesampainya di sana aku segera meraih "notebook" kesayanganku, sudah hampir 4 tahun ia menemaniku menatap kehidupan. tidak berkecil hati ia melihat generasi2 kaum muda yang lebih canggih, lebih cantik daripadanya. Yang ada di pikirannya kala itu," sudah kusyukuri apa yang kumiliki ini, aku memiliki tuan yang begitu menyayangiku." semoga ia berpikir seperti itu. Sudah sering notebookku ini berkelana menemani kesendirianku, ia saksi nyata hidupku (senang, sedih, jatuh...