Aggy melihat kuku tangannya, ia melihat kukunya sudah mulai panjang, tetapi dia enggan untuk segera memotongnya karena dia masih belum terganggu. Belum beranjak dari tempat tidurnya, dia butuh 5-10 menit lagi untuk berbaring-baring. Entahlah sudah sekitar sebulan ia menempati rumah baru orang tuanya di kota kecil tempat ia bersekolah, tetapi badannya masih pegal-pegal. Mungkin karena terbiasa menggunakan kasur kapuk, makanya dia agak belum terbiasa menggunakan spring bed.
Apa ya yang akan kulakukan hari ini?, gumamnya. Sebenarnya tidak ada jadwal kuliah lagi sih, hanya waktu pengerjaan skripsi, tetapi program untuk bab 4 nya belum dia selesaikan. Entah butuh berapa lama lagi baginya untuk mengumpulkan inspirasi. Sepertinya waktu 3 trimester ini tidak ada hal produktif yang dikerjakannya. Sebenarnya apa sih yang akan kulakukan?, pikirnya. Mau sampai kapan aku menunda waktu dan pekerjaan ini? aku bingung tetapi aku tidak tau harus ngapain. Aggy diam dan menggerakkan tubuhnya terutama punggungnya karena pegal-pegal.
Aggy suka menonton, membaca, masak, menulis dan berenang, itu adalah hal-hal yang ia ingin kerjakan untuk menghabiskan waktunya. Aggy adalah seorang pemudi labil, ia masih bingung dengan siapa dirinya dan tujuan hidupnya, hidupnya masih mengambang. Banyak target yang ingin dia kerjakan dan capai, tetapi tak satupun yang berjalan mulus. Hidup itu memang tidak semulus paha "JKT 4*". Dia merasa semua orang berubah begitu cepat, sedangkan dia seperti berjalan di tempat. Dia sangat suka mengingat-ingat masa lalunya padahal waktu terus berjalan. "Sepertinya aku harus maju dan tidak mengingat-ingat masa lalu lagi karena masa lalu pun tidak pernah mengingat-ingat diriku", bisiknya. "Ayo Aggy, maju, semangat, Tuhan Yesus bersamamu, ayo move on.", Aggy memberi semangat kepada dirinya sendiri. Terkadang ia berpikir, sudah sering dia memiliki motivasi-motivasi baik untuk dirinya sendiri tetapi tak satu langkah pun yang berhasil dia buat. Pernah melangkah 1 atau 2 kali, tapi itupun mundur lagi.
Aggy memutuskan untuk merenung dan menghadapi dirinya yang seperti ini. "Ini adalah waktu dan tantangan bagiku untuk berdamai dengan diriku sendiri", Aggy dalam doanya. Berdamai adalah bahasa yang tepat untuk menggambarkan betapa amat pentingnya berhenti menyaahkan diri sendiri terhadap masa lalu dan menjadi sahabat bagi diri sendiri dari konflik berkepanjangan. Sekarang dia tidak bisa mengandalkan apapun, tidak bisa mengandalkan kawan, lawan, dosen, orang tua, dan hanya mengandakan Allah dan dirinya sendiri. Ini adalah private Fighting. Hidup memang akan selalu gagal, tetapi yang penting bukan berapa banyak gagal tetapi hitungah berapa banyak bangkit. Sepertinya quote tadi cukup popular di kalangan manusia jaman post modern ini.
Aggy menyadari dia selalu melihat ke masa lalu dan ia ingin belajar maju dan berdamai dengan dirinya sendiri demi masa depan. Sekarang ia mulai menatap kembali laptopnya dan mulai mengerjakan apa yang ada di depannya. Aggy yang hampir putus asa pun tetap memiliki harapan. Ia bertekad untuk melihat masa sekarang adalah anugerah. Ia hanya perlu percaya dan berharap, melakukan apa yang menjadi bagiannya dengan maksimal. Bukan harapan palsu yang mendorongnya tetapi harapan sejati.... Harapan sejati itu adalah...
Bersambung..
Komentar
Posting Komentar