Aku mencoba memahami diriku, apa yang kurasakan, apa yang kuinginkan. Selama ini Aku merasa hidupku selalu sendiri, jalan sendiri, berpikir sendiri, melakukan semua sendiri. Aku tidak pernah memiliki sahabat yang sangat dekat, yang mengajak telpon-teponan, sms-an, jalan2. Aku melihat diriku sedih, sendiri, terkadang apakah aku memang terlahir sendiri? atau memang menyebalkan sehingga tidak ada orang yang nyaman berada di dekatku? tetapi selama ini aku biasa saja bersama dengan orang lain.
Aku kadang bertanya pada diriku dalam kesendirianku, apakah ada yang benar-benar merindukan aku? Aku mencoba untuk semakin memahami apa sebenarnya yang diinginkan oleh hatiku? ya diperhatikan! Selama sekolah aku memiliki beberapa teman dekat, tapi tidak pernah bertahan lama, kenapa ya? kata seseorang, aku adalah orang yang sulit untuk menjalin relasi yang dalam, kenapa ya? apa yang salah dengan diriku? Iya memang, aku tidak pernah sekalipun berpacaran, bahkan seingatku tidak ada pria yang berani mendekatiku. Apa yang salah? Apakah aku terlalu maskulin? atau aku adalah seorang pemaksa?
Mungkin jawaban yang paling dekat adalah aku orang yang terluka, saking parahnya luka yang kumiliki, aku bersembunyi dibalik rasa sakit itu dan mencoba mematikan rasa sakit itu, padahal rasanya sakit dan aku membiarkan diriku menanggung rasa sakit itu sendiri. Hidup itu membingungkan bagiku, aku merindukan momen2 bersama, saat bersama aku ingin cepat2 menyelesaikannya. Hidup itu terkadang aneh, selalu ingin melarikan diri dari suatu kenyataan. yang aneh itu hidup atau diri sendiri dalam menjalani hidup?
Kalau diri sendiri yang aneh, kenapa aku masih bertahan sampai sekarang? mungkin jika aku masuk dalam sebuah pertandingan, aku sudah kalah dan didiskualifikasi karena bingung harus melakukan apa di tengah arena. Tapi kenapa aku masih hidup? Apa misi yang sebenarnya akan kukerjakan? Aku mencoba diam sejenak dan mencoba memahami maksudNya.
Hidup itu terlalu cepat, terlalu terburu-buru. ia Ditentukan oleh waktu, waktu yang terlalu tegas, ketat dan tidak ada kompromi sama sekali, ia tetap berjalan bahkan ketika aku lelah dan butuh istirahat. Waktu terus berjalan menentukan banyak hal, momen, kesempatan, sikap, respon, keputusan, dan masih banyak lagi.
Hidup itu cukup keras, di dalamnya campur aduk. Terlalu naif kalau hanya berpikir mengalir saja. Keras, saking kerasnya sampai sulit untuk dipahami. Sangat sulit untuk diungkapkan juga. Menuliskannya saja membuat otakku bingung, terlalu kompleks. Hidup itu rumit, susah diprediksi, banyak hal tak terduga, yang menyenangkan atau buruk.
Kembali kepada diriku yang merasakan kesendirian, apakah hidup yang kumiliki ini harus terbiasa dengan kesendirian? Terkadang rasa takut sudah tak ada sengatnya lagi, karna terbiasa sendiri. Siapa yang mau sendiri di dunia ini? dunia yang gelap! Tetapi aku harus terbiasa sendiri. Jujur susah memahami Tuhan yang tak akan membiarkanku sendiri, karna tetap saja aku merasa sendiri. Tetapi perasaan kesendirian adalah perasaanku sendiri, siapa DIA tidak dipengaruhi oleh perasaanku!.
Aku ingin menikmati perasaan yang timbul ini, yaitu perasaan sendiri.
Komentar
Posting Komentar