Langsung ke konten utama

Waktu berpikir

Sepanjang aku hidup, selama sekitar 21 tahun 11 Bulan, Aku menarik kesimpulan bahwa inilah diriku apa adanya. Aku tidak perlu menjadi orang lain, aku tidak perlu menuruti penilaian orang lain. Aku menyadari dan terus menyadari bahwa banyak hal indah yang ada di sekelilingku, namun jika hatiku sedih, semuanya terasa suram. Sekali lagi aku menyadari bahwa perasaan bukanlah pegangan utama untuk memutuskan segala sesuatu. Adakalanya diam dan menangis adalah cara untuk menetralkan hati dan perasaan. 

Inilah diriku, diciptakan dengan perasaan, emosi dan kehendak, aku manusia. Perasaan yang kadang membuai, tetapi kadang juga mematikan. Perasaan mudah berubah-ubah, perasaan mengikuti alur hidup yang kualami, terkadang puas, terkadang frustasi. Perasaan mudah diombang-ambingkan, karena itulah alasan perasaan tidak bisa menjadi pegangan yang kuat. Namun perasaan tidak salah, perasaan diciptakan agar aku peka. Perasaan dipakai agar aku dapat mempertimbangkan, walau ini bukan mjd dasar atas segalanya. Perasaan gelisah, puas, gembira, tertarik, dan sebagainya, juga dipakaiNya untuk mengarahkan dan memimpinku.  

Aku memiliki banyak minat, dan sulit bagiku untuk menemukan hal spesifik yang menjadi misiku. Semua terasa gelap, sangat gelap dan tidak jelas. Aku suka mengerjakan apapun, aku mau untuk belajar, aku serius, walau mungkin aku tidak ahli pada hal tertentu, aku akan bekerja keras agar dapat mengerjakannya dengan baik. Hidup seperti puzzle, aku hanya yakin suatu saat, semua akan terkumpul satu per satu. Banyak kegelisahan dalam hatiku, aku punya banyak keinginan, aku ingin terjun sebagai tim misi, membantu orang2 kelaparan, mjd relawan, aku juga ingin bekerja dalam hal tulis menulis, gambar, perencanaan, bekerja di media sosial, bekerja pada tim kreatif atau desain. Bagaimana aku mewujudkannya? apa langkah pertama yang harus kulakukan. Seolah-olah rasanya aku hanya diam, dengan tatapan mata kosong penuh kebingungan. Aku ingin melakukan sesuatu, sebelum aku mati, aku ingin memuliakanNya. Aku bersyukur sampai saat ini aku dijaga dari segala bentuk kejahatan, penyakit mematikan, itu artinya ada misi yang harus kukerjakan sebelum saat terakhirku tiba yang aku tidak tau kapan, bisa besok, lusa atau di lain hari. Mungkin aku tidak akan menjadi orang yang akan dikenal oleh banyak orang, mungkin aku hanya terlibat dalam keberhasilan hidup orang lain, tetapi aku akan terus bertanya, apa yang aku harus kulakukan? mengapa aku melakukannya? Kapan aku melakukannya? Bagaimana aku akan melakukannya? dimana aku efektif melakukannya? Aku gelisah. Ini masa yang penuh pergumulan, semakin berat lagi krn beberapa kali diserang perasaan sendiri.

Masa ini bagiku adalah masa transisi,dari mahasiswa yang akhirnya lulus, lalu menjadi seorang dewasa mandiri, ini masa untuk berpikir. 2 tahun ini aku bekerja, aku cukup menikmati pekerjaan ini, walau banyak kekurangan dan belum biasa. Saat ini aku masih banyak bingung, aku di sini karena komitmenku untuk tinggal dulu di kota kecil ini selama 2 tahun. Aku ingin pergi, aku ingin berpetualang, aku ingin ke luar, tapi aku harus mempersiapkan diriku sebaik-baiknya dahulu,2 tahun kupikir cukup untuk mempersiapkan diri. 


Waktu, Beri kesempatan aku berpikir 2 tahun ini. Please be nice to me. Thanks.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Miracle Weapon I Have

     Kamis malam lalu orangtua berkunjung ke kota kecil yang sejuk ini. Senang karena punya quality time dengan mereka. Ada sedikit perubahan. Aku sudah mulai tidak kekanak-kanakan dalam menanggapi kata-kata orang tuaku ataupun adikku, ya masih lah sedikit (maklum namanya juga keluarga). Secara tidak langsung aku merasakan sendiri investasi waktuku untuk bertumbuh baik dalam hal rohani dan karekter, dan aku senang.       Mamah adalah orang yang baik, rajin dan ramah walaupun dia selalu dikelilingi oleh pikiran negatifnya tentang apapun, tetapi no worry, because nobody is perfect, right? Papah adalah seorang yang kaku tetapi moderen, dia cukup gengsi dan keras kepala, tetapi dia adalah seorang pekerja keras dan cukup waras pikirannya. Adikku perpaduan antara keduanya.hahaha. Tetapi yang membuatku bangga dan bersukacita lagi adalah kedua orang tuaku dan adikku selalu terbuka terhadap Firman Tuhan dan rindu untuk terus memuji dan mengucap syukur pada All...

Sekolah Sepi #2

Aku merasa semua memori menyerangku bertubi-tubi ketika aku menginjakkan kaki tepat di gerbang sekolah dasarku dulu. Gerbang yang sebenarnya dulu jarang aku lewati karena selama bersekolah di situ aku selalu datang terlambat jadi selalu lewat gerbang belakang dan bersiap untuk menerima hukuman dari guru. Hampir semua jenis hukuman sudah aku rasakan, mulai dari yang ringan hanya berdiri dengan posisi hormat di depan tiang bendera. Sampai saat ini aku masih bertanya-tanya kenapa harus ada hukuman seperti itu, aku tidak merasakan ada sesuatu yang aku harus pelajari selain menggerutu karena kepanasan dan lengan yang lelah. Atau hukuman menjadi pemimpin senam di depan, awalnya aku malu tetapi hukuman ini lebih berfaedah, selain aku menjadi lebih sehat, aku juga kecipratan menjadi terkenal saat itu. Atau membersihkan taman sekolah dari sampah dan rumput liar. Atau membersihkan toilet umum sekolah yang tidak perlu ditanyakan kondisinya yang sangat memprihatinkan, aku sering kehilangan selera ...

Free from Earning God's Love

Maybe we grew up being taught that God would love us more if we did something or we didn't do something. Such as, God will love us more if we do good to everybody. But the truth is God doesn't love us more if we re never been addicted to drugs, or if we've never slept around or never had an abortion, God doesn't love us more than the people who have done all those things.  He doesn't love us more because we give generously, or we are a great leader or we re a best employee or a gifted teacher, or we scored the most points. We re free from earning God's love. When we begin to understand his love and acceptance, it releases us from fearing what other people think.  Just come boldly to Him by His Grace as he said, Come to me, all you who are weary and burdened, and I will give you rest. Take my yoke on you and learn from me, because I am gentle and humble in heart, and you will find rest for your souls. For my yoke is easy to bear, and my load is not har...