Langsung ke konten utama

Tuan Cicak yang Bijaksana

Entah kenapa ya, banyak perbedaan antara generasi dahulu dengan generasi sekarang. Aku ingat bapakku sering bercerita, dahulu dia lulus SMA, bekerja menjadi kenek angkot, melamar kerja sana sini, bekerja apa saja yang penting bisa makan. Bapakku pernah tidak naik kelas, bergaul dengan para preman, menjadi tentara sukarela di Timor-timur. Sampai akhirnya mendapat pekerjaan walaupun belum tetap, lalu saat ia menikah dan aku lahir, aku ingat dia dulu dapat beasiswa untuk studi S1. Saat itu usianya lebih dari 30 tahun. 

Sedangkan aku, lulus SMA langsung kuliah, lulus kuliah langsung bekerja, bahkan bekerja di beberapa sektor dan membuatku memiliki beragam pengalaman. Tetapi aku merasa sia-sia. Kenapa ya? Kenapa bisa seperti itu?

Aku merasa ada yang salah, tetapi tidak tahu harus membereskannya dari mana. Apakah aku mengalami gejala FOMO? Aku benci tetapi aku harus mengakuinya. Iya aku mengalami FOMO. Fear Of Missing Out. Aku coba membayangkan menjadi bapak di usia 30an tahun yang baru kuliah S1, apakah beliau pernah mengalami FOMO? Jujur aku merasa takut ketinggalan, teman-temanku sudah menentukan karier mereka bahkan mereka ada yang menjadi Manager, Ahli profesional, bahkan generasi di bawahku semakin bertambah dan ada yang menjadi atasanku. Aku pengen nangis rasanya. Selama ini aku ngapain aja? Seharusnya di usia ini aku sudah menjadi pekerja senior, minimal Supervisor lah. Aku merasa tidak terima dengan jalan hidup yang aku miliki ini. Aku boleh kan protes? Ya walaupun tidak akan merubah kondisi apapun, tapi boleh kan?

Saat ini aku benar-benar merasa kacau, orang lain mungkin melihatku baik-baik saja, tetapi sebenarnya aku merasa kacau. Saat pikiranku merasa kacau, secara tidak sengaja terlintas sesuatu yang sangat menamparku. Begini ceritanya,

Alkisah di sebuah ruang tamu istana kerajaan, terpajang beragam barang. Ada benda-benda yang digunakan sehari-hari, ada pula benda yang dipajang untuk tujuan khusus dengan nilai yang sangat berharga. Pada suatu hari, berbincang-bincanglah sekelompok benda rutin, mereka membicarakan benda pajangan yang dianggap istimewa itu. Mereka mempermasalahkan kegunaan benda itu, tak pernah dipakai untuk apapun tetapi ada dan dikagumi orang-orang yang melihatnya. Mereka bingung kenapa bisa begitu? Tiba-tiba muncullah suara, suara seekor cicak kerajaan yang dari tadi mengawasi dan menguping pembicaraan mereka. Tuan cicak ini dikenal bijaksana karena ia selalu memiliki berbagai sudut pandang yang berbeda. Mulailah ia berbicara,"Memang ada benda yang diciptakan untuk keperluan sehari-hari, dan  ada yang diciptakan untuk tujuan khusus. Semuanya dibuat oleh sang Pencipta untuk mengisi dan melengkapi ruangannya. Apakah benda-benda itu memiliki hak menentukan tujuan untuk apa ia dibuat? Tentu saja tidak. Tujuan benda itu sangat tergantung pada kehendak si Pencipta. Tidak semuanya untuk 1 tujuan, tetapi ada tujuan kegunaannya masing-masing. apakah benda satu perlu iri dengan benda lainnya? Seharusnya tidak, karena sangat jelas mereka memiliki tujuan yang berbeda. Hai benda sehari-hari tetaplah lakukan tugasmu pada tujuan kegunaan sehari-hari, Hai benda pajangan istimewa, tetaplah lakukan tugasmu pada tujuan kegunaanmu yang khusus. Aku di sini ada untuk mengawasi kalian semua." Lalu bubarlah kerumunan benda-benda rutin yang suka gibah itu, mereka sadar dan melanjutkan tugas mereka masing-masing, bahkan mereka menyemangati benda pajangan istimewa itu. Tuan cicak kembali ke singgasananya di ujung pilar istana dengan senyum bahagia.

Sekian.

Bagaimana ceritanya? Menarik bukan? Ya walaupun pikiranku terkadang masih kumat kacaunya, tetapi aku jadi selalu ingat perkataan tuan cicak. Tetap lakukan tugasmu. Tidak ada yang menuntutmu menjadi Manajer, Direktur, Supervisor, dan sebagainya, itu semua hanya label, label yang memiliki tujuannya masing-masing. Label yang seharusnya tidak perlu dipermasalahkan. Labelmu tidak harus sama. Kamu memiliki label sendiri. Terlepas dari apapun labelmu, lakukan tugasmu sesuai tujuan yang diberikan. Jangan kuatir, kamu sudah memiliki tujuan itu, teruslah berjalan pada tujuan itu, jangan pusingkan tujuan orang lain.

~Rest, Cikeas 28 Juli 2021




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak Pernah Sama

 Hidup itu tidak pernah sama, miliaran orang di muka bumi ini memiliki jalan kehidupannya masing-masing. Memiliki pilihan masing-masing. Tidak pernah akan sama. Kenapa ya ketika melihat kehidupan orang lain, aku selalu merasa ingin merasakan menjadi seperti mereka. Setiap hari aku selalu bertanya di dalam kepala dan benakku, kenapa jalan hidupku seperti ini. Kenapa aku tidak bisa seperti orang-orang pada umumnya yang sepantaran usianya sepertiku. Di usiaku ini seharusnya aku sudah memiliki pekerjaan mapan, menikah, menyenangkan orang tua dan keluarga. Tetapi aku belum bisa. Terkadang aku merasa gagal, apa yang telah kulakukan selama ini? Kenapa jalan-jalan yang kupilih rasanya jauh dan lambat.  Kita seharusnya tidak membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, kita harus bersyukur untuk apapun yang kita miliki. Ya aku setuju, tetapi kenapa ya aku selalu saja tergoda untuk memimpikan kehidupan orang lain. Andai saja aku seperti dia, andai saja aku memilih jalan seperti di...

Free from Earning God's Love

Maybe we grew up being taught that God would love us more if we did something or we didn't do something. Such as, God will love us more if we do good to everybody. But the truth is God doesn't love us more if we re never been addicted to drugs, or if we've never slept around or never had an abortion, God doesn't love us more than the people who have done all those things.  He doesn't love us more because we give generously, or we are a great leader or we re a best employee or a gifted teacher, or we scored the most points. We re free from earning God's love. When we begin to understand his love and acceptance, it releases us from fearing what other people think.  Just come boldly to Him by His Grace as he said, Come to me, all you who are weary and burdened, and I will give you rest. Take my yoke on you and learn from me, because I am gentle and humble in heart, and you will find rest for your souls. For my yoke is easy to bear, and my load is not har...

Rintihan Notebook

3 nov 2011 , malam ini wadah ku bernaung beraroma apel, sejuk benar. Sesejuk hatiku setelah melewati hari yang sendu kemarin. Hari ini aku menyambangi tempat kongkowku di arena kampus. Tempat kumenimba ilmu sekaligus berebut nilai. Tetapi bukan untuk terjun ke kolam ilmu pada dosen. Aku berteduh di Kandang buku barang sebentar sambil menunggu waktu antri ke kolam ilmu. Belum genap waktuku di kos baruku tetapi aku sudah sedikit mengerti peraturan baku di sana. Segera aku berkemas menuju kandang buku. Sesampainya di sana aku segera meraih "notebook" kesayanganku, sudah hampir 4 tahun ia menemaniku menatap kehidupan. tidak berkecil hati ia melihat generasi2 kaum muda yang lebih canggih, lebih cantik daripadanya. Yang ada di pikirannya kala itu," sudah kusyukuri apa yang kumiliki ini, aku memiliki tuan yang begitu menyayangiku." semoga ia berpikir seperti itu. Sudah sering notebookku ini berkelana menemani kesendirianku, ia saksi nyata hidupku (senang, sedih, jatuh...